Pemuja.com – Rencana pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia dan Kuwait pada 5 September 2025 resmi dibatalkan.
Surat penarikan diri dari pihak Kuwait telah diterima oleh PSSI, namun hingga kini belum ada penjelasan rinci mengenai alasan pembatalan tersebut.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan bahwa pihaknya tidak ingin berspekulasi. “Saya tidak tahu apakah ada isu internal, saya tidak mau ikut campur,” ujarnya.
Pernyataan ini mencerminkan sikap diplomatis PSSI yang memilih menjaga hubungan baik antar federasi, meski keputusan Kuwait menimbulkan ketidakpastian dalam agenda persiapan tim nasional.
Gagal Lawan Kuwait, Timnas Bersiap Lawan Lebanon
Dengan batalnya laga kontra Kuwait, Timnas Indonesia kini hanya akan menghadapi Lebanon pada 8 September.
Secara teknis, ini mengurangi intensitas pertandingan yang bisa dimanfaatkan untuk evaluasi dan pematangan strategi.
Namun, PSSI menilai bahwa memaksakan mencari lawan baru dalam waktu singkat justru berisiko mengganggu ritme persiapan.
“Kalau terlalu dipaksakan nanti malah gak maksimal,” kata Erick. Pernyataan ini menegaskan bahwa kualitas persiapan lebih diutamakan daripada kuantitas laga.
Pelatih Patrick Kluivert memandang pembatalan ini sebagai peluang untuk memperpanjang masa latihan intensif.
Surabaya dipilih sebagai lokasi pemusatan latihan karena cuaca panasnya menyerupai kondisi di Jeddah, Arab Saudi tempat laga tandang kualifikasi Piala Dunia 2026 akan digelar Oktober mendatang.
Batal Vs Kuwait Berdampak terhadap Ranking FIFA?
Secara teknis, pembatalan satu laga FIFA Matchday berpotensi memengaruhi perolehan poin ranking FIFA. Indonesia saat ini berada di posisi ke-118 dunia, dan laga melawan Kuwait yang memiliki peringkat lebih tinggi bisa menjadi peluang untuk mendongkrak posisi.
Namun, laga melawan Lebanon tetap menjadi ajang penting. Kemenangan atas Lebanon akan tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap ranking dan moral tim menjelang kualifikasi.
Diplomasi Sepak Bola: Surat ke AFC dan Etika Federasi
Sebagai bentuk tanggung jawab dan menjaga kredibilitas, PSSI telah mengirim surat kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait pembatalan ini.
Langkah ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari etika federasi untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam agenda internasional.
Pembatalan sepihak tanpa alasan yang jelas bisa menjadi preseden buruk jika tidak ditindaklanjuti secara diplomatis.
PSSI berharap AFC dapat mengevaluasi mekanisme komitmen antar federasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Adaptasi fisik terhadap iklim ekstrem
Penajaman skema permainan berbasis transisi cepat
Leave a comment