Pemuja.com – Bhumi Varta Technology (BVT), sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak geospasial dan analitik lokasi asal Indonesia.
BVT tengah mempertimbangkan langkah strategis untuk memindahkan kantor pusatnya dari Tangerang ke Singapura.
Keputusan ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran para investor terkait ketidakstabilan politik.
Pemberitaan negatif terhadap ekosistem startup di Indonesia, serta minimnya manfaat nyata dari berdirinya kantor pusat di dalam negeri.
Keluhan terhadap Dukungan Pemerintah
Martyn Terpilowski, pendiri BVT, dalam pernyataan resminya pada Selasa (8/4/2025), menyampaikan bahwa perusahaannya tidak merasakan dukungan signifikan sebagai perusahaan lokal.
“Sayangnya, meskipun banyak pembicaraan dan acara besar, kami tidak merasakan manfaat nyata sebagai perusahaan 100% lokal di sini. Dengan pertumbuhan dan ekspansi kami, bantuan yang kami terima sangat minim,” ujar Terpilowski.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tampaknya lebih memprioritaskan perusahaan lain yang sedang mengalami krisis finansial, sehingga BVT merasa kurang mendapatkan perhatian.
Alternatif Lokasi Baru
BVT, yang didirikan pada 2018 dan kini mempekerjakan sekitar 160 karyawan, juga tengah mengkaji relokasi ke lokasi lain, seperti Hong Kong, Kawasan Ekonomi Khusus Fukuoka di Jepang, atau Abu Dhabi.
Singapura, bagaimanapun, menjadi opsi utama berkat kemudahannya dalam mendukung ekspansi global. Salah satu pertimbangan penting adalah kepatuhan BVT terhadap kebijakan konten lokal di Indonesia yang dinilai kurang memberikan dampak signifikan.
Keunikan Pendanaan dan Portofolio Klien
Sebagai perusahaan yang sepenuhnya didanai oleh investor swasta, termasuk Terpilowski sendiri, BVT berbeda dari banyak startup Indonesia lainnya.
Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki portofolio lebih dari 70 klien, termasuk Esteh Indonesia, SC Johnson, Danone, Astra Honda, FIF, hingga Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Visi Global dan Komitmen Lokal
Meskipun menghadapi tantangan, visi Terpilowski tetap pada membangun perusahaan perangkat lunak global pertama dari Indonesia.
Namun, ia mengakui bahwa waktu untuk pindah mungkin sudah tiba, memberikan rasa aman bagi investor dan membuka peluang pendanaan baru.
“Untuk membawa perusahaan ini ke tingkat global, saya membutuhkan pendanaan lebih lanjut, dan status kami sebagai perusahaan Indonesia menjadi perhatian beberapa mitra dekat saya,” terangnya.
Sementara itu, Bhumi Varta Technology tetap berkomitmen mengembangkan perangkat lunaknya di Indonesia, sembari terus meningkatkan kapasitas di Vietnam, yang menjadi tujuan ekspansi pertama perusahaan pada Oktober 2024.
Leave a comment