Pemuja.com – Berita mengejutkan datang dari NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia yang dikenal sangat progresif pada masa pemerintahan Jokowi. Setelah mantan Menteri Yaqut Cholil Qoumas yang notabene berasal dari NU terseret kasus, kini ketegangan internal muncul ke permukaan setelah Syuriyah PBNU meminta Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Permintaan mundur itu disebut lahir melalui risalah rapat harian Syuriyah. Di dalamnya tertulis batas waktu tiga hari bagi Gus Yahya untuk merespons.

Jika tidak, Syuriyah menyatakan akan mengambil langkah pemberhentian sesuai mekanisme yang mereka anggap sah. Situasi ini langsung memicu kegaduhan di jajaran pengurus NU, dari pusat hingga daerah.
Tekanan Meningkat dari Internal NU
Sejumlah alasan mendasari desakan tersebut, hal yang berkaitan jaringan zionisme, dan itu tidak sesuai peraturan PBNU, hingga sorotan terhadap tata kelola keuangan organisasi.
Persoalan-persoalan ini dianggap cukup berat sehingga mendorong Syuriyah mengambil sikap tegas. Di daerah, dinamika juga bergulir.
Beberapa pengurus dinilai cenderung mengikuti arah Syuriyah, meski sebagian lainnya menunggu arahan resmi dari PBNU pusat.
Respons Tegas dari Gus Yahya
Di tengah derasnya tekanan, Gus Yahya tampil dengan sikap yang sangat jelas. Ia menegaskan belum menerima surat resmi apa pun yang meminta dirinya mundur.
Selain itu, ia menyebut proses pemberhentian ketua umum tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa mengikuti aturan organisasi yang berlaku. Mandat Muktamar, menurutnya, harus dijalankan penuh selama lima tahun.
Meski demikian, Gus Yahya tetap membuka ruang komunikasi. Ia mengaku sudah berdialog dengan beberapa kiai sepuh untuk mencari titik tengah. Baginya, menjaga marwah NU tetap menjadi prioritas di tengah situasi penuh ketegangan ini.

Seruan Agar Warga NU Tetap Tenang
Situasi ini ikut mendapat perhatian dari sejumlah tokoh. Cak Imin menyampaikan bahwa yang terpenting saat ini adalah menunggu proses internal di PBNU berjalan.
Ia berharap seluruh pihak bisa menahan diri agar dinamika ini tidak semakin meluas. Menurutnya, keputusan apa pun yang muncul nantinya harus menjadi jalan terbaik bagi NU sebagai organisasi besar yang menaungi jutaan warga.

Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, juga menegaskan bahwa semua pihak perlu tenang. Ia meminta agar pengurus di daerah maupun warga NU tidak terbawa narasi liar terkait isu ini.
Ia menekankan bahwa masalah ini harus diselesaikan melalui mekanisme organisasi, sembari menjaga marwah NU agar tetap kondusif.
Ke Mana Arah NU Setelah Konflik Ini?
Situasi ini menjadi ujian besar bagi NU. Di satu sisi, desakan Syuriyah menunjukkan adanya mekanisme kontrol internal yang masih berjalan.
Di sisi lain, penolakan Gus Yahya memperlihatkan bahwa NU tengah berada di persimpangan penting dalam menentukan arah kepemimpinan ke depan.
Apakah ketegangan ini akan berujung pada rekonsiliasi atau justru membuka babak baru dalam sejarah organisasi? Waktu dalam beberapa hari ke depan akan sangat menentukan.
Baca Artikel Lainnya :
- Era Baru Streaming Dimulai, Netflix Menyatukan Warner Bros dalam Satu Atap
- Setelah “jujur” menjawab bahwa “JkW bukan Lulusan UGM”, Akankah (Pembuat) LISA jadi Korban TSK ke-9 ?
- Aceh Tamiang: Tanah Yang Pernah Hijau Kini Mengalir Air mata Duka
- BNPB : Jaringan Listrik di Sumbar Sudah Pulih Semula
- Drone Ukraina Serang Chechnya, Gedung di Grozny Rusak
Leave a comment