Pemuja.com – Serangan udara, operasi darat, dan blokade telah menyebabkan ribuan korban jiwa serta memperburuk krisis kemanusiaan. Selama berbulan-bulan, Jalur Gaza menjadi medan konflik sengit antara Israel dan Hamas. Kota Gaza, sebagai pusat strategis dan simbol perlawanan, menjadi titik fokus operasi militer Israel.
Keputusan Penghentian Serangan
Pada Sabtu pagi, 4 Oktober 2025, pemerintah Israel secara resmi memerintahkan penghentian serangan ofensif di seluruh wilayah Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diminta menghentikan operasi perebutan Kota Gaza dan mengalihkan fokus ke tindakan defensif.
Langkah ini diambil setelah Hamas menyatakan menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Isi Proposal Gencatan Senjata
Proposal yang diajukan oleh Presiden Trump dan diterima oleh Hamas berisi sejumlah komitmen penting dari kedua belah pihak.
Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan para sandera yang ditahan selama konflik berlangsung, sebagai bentuk itikad baik dan langkah awal menuju rekonsiliasi.
Di sisi lain, Israel diminta menghentikan seluruh aktivitas militer ofensif di Gaza, termasuk serangan udara dan operasi darat, serta membatasi gerakan pasukan hanya untuk tujuan defensif.
Selain itu, proposal tersebut menekankan pentingnya membuka kembali jalur distribusi bantuan internasional.
Hal ini bertujuan untuk memungkinkan organisasi kemanusiaan menyalurkan obat-obatan, makanan, dan kebutuhan pokok kepada warga Gaza yang terdampak.
Untuk memastikan kesepakatan ini dijalankan dengan baik, sebuah tim pengawas dari negara-negara netral dan lembaga internasional akan dibentuk guna memantau kepatuhan kedua pihak terhadap gencatan senjata.
Reaksi dan Dampak Awal Penghentian Serangan
Situasi di Gaza pagi ini dilaporkan relatif tenang. Warga mulai keluar dari tempat perlindungan untuk mencari kebutuhan pokok, sementara organisasi kemanusiaan menyambut baik keputusan ini dan menyerukan percepatan distribusi bantuan.
Di pihak Israel, keputusan ini memicu diskusi internal antara kubu pendukung diplomasi dan pihak yang lebih skeptis terhadap komitmen Hamas.
Penghentian serangan oleh Israel dan penerimaan proposal gencatan senjata oleh Hamas membuka peluang baru menuju perdamaian.
Meski masa depan masih penuh ketidakpastian, langkah ini menjadi titik terang di tengah gelapnya konflik yang telah berlangsung lama.
Dunia kini menanti kelanjutan dari kesepakatan ini, apakah akan menjadi awal dari perdamaian yang berkelanjutan, atau hanya jeda sementara dalam siklus kekerasan.
Baca Artikel Lainnya :
- Asa Pupus : Timnas Indonesia Gugur dari Kualifikasi Piala Dunia
- Gempa Dahsyat Guncang Filipina Selatan, Tsunami Terdeteksi
- Israel–Palestina: Gencatan Senjata Dimulai, Namun Serangan Masih Terjadi
- Tolak Atlet Senam Israel di Kejuaraan Dunia 2025
- Sekolah Garuda: Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Leave a comment