Pemuja.com – Di tengah meningkatnya dukungan global terhadap pengakuan negara Palestina, Jepang justru memilih langkah hati-hati.
Keputusan Tokyo untuk menunda pengakuan kenegaraan Palestina memicu sorotan tajam, terutama setelah laporan bahwa Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan diplomatik agar Jepang tidak ikut dalam arus tersebut.
Tekanan Diplomatik dari Washington
Menurut laporan dari Asahi Shimbun dan Kyodo News, AS menggunakan berbagai saluran diplomatik untuk mendesak Jepang agar menahan diri dalam pengakuan terhadap Palestina.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi AS untuk menjaga dukungan terhadap Israel, yang tengah menghadapi kritik internasional atas operasi militer di Gaza dan Tepi Barat.
Sementara itu, negara-negara seperti Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia telah menyatakan niat mereka untuk mengakui Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB bulan ini.
Sikap Hati-Hati Pemerintah Jepang
Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, menyatakan bahwa Tokyo masih melakukan “penilaian komprehensif” terkait waktu dan cara yang tepat untuk mengakui Palestina.
Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menambahkan bahwa Jepang memiliki “rasa krisis yang mendalam” atas serangan Israel di Gaza, namun belum mengambil keputusan final.
Meski belum mengakui Palestina secara resmi, Jepang termasuk dalam 142 negara yang mendukung resolusi PBB untuk mendorong solusi dua negara dengan langkah konkret dan terikat waktu.
Dilema Moral dan Strategis
Keputusan Jepang mencerminkan dilema antara komitmen moral terhadap hak-hak Palestina dan kepentingan strategis menjaga hubungan erat dengan AS.
Di satu sisi, Tokyo mengecam krisis kemanusiaan di Gaza dan mendesak Israel untuk menghentikan kekejaman.
Di sisi lain, pengakuan terhadap Palestina dianggap berisiko memperburuk ketegangan dengan Washington dan Tel Aviv.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, bahkan dikabarkan tidak akan menghadiri pertemuan khusus mengenai Palestina di New York pada 22 September mendatang
Leave a comment