Pemuja.com – Vandalisme di Indonesia semakin menjadi perhatian serius. Aksi merusak fasilitas umum, mencoret-coret tembok, dan merusak properti publik semakin sering terjadi di kota besar. Fenomena ini tidak hanya merusak estetika lingkungan tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Contoh terbaru adalah vandalisme di Tugu Jalan Pahlawan, Bandung, dan kantor PSSI Kota Blitar. Di Jakarta dan Surabaya, coretan-coretan tidak bertanggung jawab menurunkan nilai estetika kota. Vandalisme ini sering kali digunakan pelaku untuk menyampaikan pesan protes.

Selain itu, kasus vandalisme semakin ramai lagi setelah munculnya fenomena kasus Koin Jagat yang juga menjadi perhatian. Dalam permainan ini yang melibatkan peserta berburu koin virtual di lokasi – lokasi publik, namun beberapa peserta tidak sedikit yang merusak fasilitas umum seperti paving block, taman, dan lampu. Aksi ini sangat merugikan masyarakat sekitar dan bisa dianggap sebagai vandalisme serta dikenai sanksi pidana.

Pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi vandalisme. Di Tangerang Selatan, pemerintah memasang CCTV di berbagai lokasi dan melakukan kampanye kesadaran. Namun, upaya ini belum sepenuhnya berhasil. Kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan indah. Penegakan hukum yang tegas dan program rehabilitasi bagi pelaku juga perlu ditingkatkan agar memberikan efek jera dan mengubah perilaku mereka menjadi lebih positif.
Vandalisme adalah tantangan nyata yang harus dihadapi bersama. Dengan upaya kolaboratif dan kesadaran bersama, diharapkan Indonesia dapat mengurangi vandalisme dan menciptakan lingkungan yang lebih baik
Leave a comment