Pemuja.com – Menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, media sosial diramaikan oleh aksi pengibaran bendera bajak laut dari anime One Piece, khususnya simbol Jolly Roger milik kru Topi Jerami.
Fenomena ini bermula dari komunitas sopir truk dan penggemar anime yang mengibarkan bendera tersebut di kendaraan dan rumah mereka.
Makna Bendera “Jolly Roger” Dalam Anime One Piece
Bagi sebagian orang, ini adalah bentuk ekspresi Kritik terhadap pemerintah populer yang telah mengecewakan masyarakat Indonesia.
Simbol Jolly Roger sendiri dalam anime One Piece berkaitan dengan perlawanan terhadap pemerintah yang semena-mena dan menginjak masyarakat kecil
Respons Tegas dari Wakil Ketua DPR
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan tanggapan tegas. Ia menekankan bahwa bendera Merah Putih adalah satu-satunya simbol nasional yang harus dikibarkan pada 17 Agustus, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan bangsa.
“Pada 17 Agustus, bendera Merah Putih tetap satu-satunya simbol nasional yang dikibarkan. Hal ini sudah jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi,” ujar Dasco.

Antara Ekspresi Kreatif dan Potensi Provokasi
Dasco tidak menolak keberadaan budaya populer seperti One Piece, bahkan menyebut bahwa stafnya pun mengaku sebagai “Nakama”.
Namun, ia mengingatkan bahwa pengibaran simbol non-nasional menjelang hari kemerdekaan bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa.
“Kami juga mendapat masukan dari lembaga pengamanan, memang ada upaya sistematis untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Dasco.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga semangat persatuan. Menurutnya, kecintaan terhadap anime tersebut tidak perlu dibenturkan dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Tidak perlu ada narasi yang mendiskreditkan penggemar One Piece sebagai makar atau upaya menjatuhkan pemerintah,” tegasnya.
Makna Tersembunyi Dalam Fenomena One Piece
Fenomena ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang bagaimana generasi muda mengekspresikan identitas mereka.
One Piece, sebagai karya yang mengusung tema kebebasan, solidaritas, dan perlawanan terhadap tirani, memiliki resonansi emosional yang kuat. Namun, dalam konteks kenegaraan, simbol nasional tetap memiliki tempat yang sakral.
Pengibaran bendera fiksi bukan sekadar tren viral, melainkan cerminan dari bagaimana generasi muda memaknai kemerdekaan.
Tantangannya adalah bagaimana negara merangkul ekspresi tersebut tanpa kehilangan esensi kebangsaan
Leave a comment