Pemuja.com – Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2025 resmi digelar hari ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Di tengah transisi politik dan harapan baru pasca Pemilu 2024, sidang ini menjadi titik temu antara tradisi kenegaraan dan arah baru pemerintahan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka.
Pemajuan Jadwal Sidang MPR
Pemajuan jadwal ke hari Jumat, 15 Agustus, bukan sekadar teknis. Ia mencerminkan fleksibilitas institusi dalam menjaga kesinambungan tradisi kenegaraan.
Sidang tahunan yang biasanya digelar pada 16 Agustus dialihkan karena bertepatan dengan hari Sabtu, sesuai dengan tata tertib MPR.
Namun, secara simbolik, pemajuan ini juga memberi ruang bagi refleksi lebih panjang menjelang peringatan HUT ke-80 RI.
Format Baru dan Narasi Pemerintahan
Sidang tahun ini menghadirkan format yang sedikit berbeda. Selain pidato kenegaraan Presiden Prabowo dan pengantar nota keuangan APBN 2026, sesi pagi juga menampilkan video capaian kinerja pemerintahan.
Ini menjadi elemen baru yang menandai pendekatan visual dan naratif dalam komunikasi politik era Prabowo-Gibran.
Pidato Presiden Prabowo dijadwalkan berlangsung dalam dua sesi, pagi hari akan berupa pidato kenegaraan dan laporan kinerja lembaga-lembaga negara. Sedangkan pada sore hari akan berupa penyampaian pengantar RUU APBN 2026 dan nota keuangan.
Kehadiran video capaian kinerja menandai pergeseran dari pidato formal ke pendekatan storytelling, yang lebih komunikatif dan populis.

Kehadiran Tokoh Nasional dan Diplomasi Regional
Sidang ini dihadiri oleh 1.251 tamu undangan, termasuk mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Kehadiran Megawati Soekarnoputri masih menjadi tanda tanya, namun absensinya jika terjadi akan dibaca sebagai sinyal politik tersendiri.
Menariknya, sidang tahun ini juga dihadiri oleh pimpinan parlemen dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan Timor Leste.
ini menunjukkan bahwa Sidang Tahunan MPR bukan hanya forum domestik, tetapi juga etalase diplomasi regional.
Pengamanan Sidang MPR dan Atmosfer Kenegaraan
Pengamanan ketat terlihat di sekitar gedung DPR/MPR. Paspampres, kendaraan taktis, dan helikopter bersiaga sejak pagi.
Nuansa merah putih mendominasi dekorasi, memperkuat semangat kemerdekaan dan kebangsaan.
Di luar seremoni, Sidang Tahunan MPR juga menjadi barometer politik nasional.
Pidato Presiden Prabowo akan dibaca sebagai penanda arah kebijakan, gaya kepemimpinan, dan relasi antar-lembaga.
Apakah ia akan menekankan stabilitas, reformasi, atau rekonsiliasi politik? Semua mata tertuju pada narasi yang dibangun hari ini.
Leave a comment