Pemuja.com – Perang antara Iran dan Israel telah memasuki hari ketiga sejak eskalasi dimulai pada Jumat (13 Juni 2025)
Iran terus meluncurkan gelombang serangan rudal balistik ke berbagai kota di Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan Ramat Gan.
Serangan terbaru Iran pada Minggu (15 Juni 2025) malam menyebabkan kerusakan besar di wilayah Israel, dengan sedikitnya 16 orang tewas dan lebih dari 380 lainnya terluka.
Militer Israel mengklaim telah berhasil mencegat sebagian besar rudal Iran, tetapi beberapa berhasil menembus sistem pertahanan udara dan menghantam kawasan pemukiman.
Di sisi lain, Israel terus membalas dengan serangan udara ke Teheran dan kota-kota lain di Iran, menargetkan fasilitas militer dan nuklir.
Serangan Israel sejak Jumat telah menewaskan sedikitnya 224 orang di Iran, termasuk pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir.
Netanyahu Diduga Kabur ke Yunani di Tengah Perang
Di tengah serangan rudal Iran yang semakin intens, muncul laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninggalkan negaranya dan terbang ke Yunani.
Pesawat kepresidenan Israel, Wing of Zion, dilaporkan mendarat di Athena pada hari yang sama ketika Iran mulai menghujani Israel dengan rudal.
Spekulasi mengenai pelarian Netanyahu semakin kuat setelah media Israel menerbitkan foto pesawatnya yang dikawal oleh dua jet tempur.
Beberapa analis menduga bahwa Netanyahu mengungsi sebagai langkah pengamanan terhadap dirinya, mengingat eskalasi konflik yang semakin meningkat.
Israel Mulai “Playing Victim” di Media Online
Setelah serangan rudal Iran, Israel mulai mengubah narasi di media internasional dengan menampilkan dirinya sebagai korban agresi Iran.
Media Israel dan sekutu-sekutunya di Barat menyoroti dampak serangan Iran terhadap warga sipil, sementara mengabaikan fakta bahwa Israel terlebih dahulu menyerang Iran dan menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer negara tersebut.
Strategi “playing victim” ini bukan hal baru bagi Israel. Dalam berbagai konflik sebelumnya, Israel sering kali menggunakan pendekatan ini untuk mendapatkan simpati dunia internasional dan dukungan dari negara-negara Barat.
Narasi yang dibangun di media sosial dan berita utama berfokus pada korban sipil di Israel, sementara korban di Iran dan Palestina sering kali diabaikan atau dianggap sebagai “dampak sampingan” dari operasi militer Israel.
Perang Iran-Israel yang telah memasuki hari ketiga menunjukkan eskalasi konflik yang semakin serius di Timur Tengah.
Iran terus menghujani Israel dengan rudal sebagai balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas militer dan nuklirnya.
Sementara itu, Netanyahu diduga meninggalkan negaranya dan mencari perlindungan di Yunani. Di sisi lain, Israel mulai memainkan peran korban di media internasional untuk mendapatkan dukungan global.
Konflik ini masih terus berkembang, dan dunia kini menunggu bagaimana respons lebih lanjut dari kedua negara serta dampaknya terhadap stabilitas kawasan.
Leave a comment