Home Berita Menkop Dan Menkomdigi Di Reshuffle?, Berikut Opini Roy Suryo
BeritaNasionalOpini

Menkop Dan Menkomdigi Di Reshuffle?, Berikut Opini Roy Suryo

Share
menkomdigi
Share

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Pemuja.com – Selain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (AH) yang dikabarkan akan mengundurkan diri dari Kabinet Merah Putihnya Presiden Prabowo Subianto segera dalam waktu dekat, santer beredar juga kabar yang banyak diposting di ranah media maya maupun sudah tercetak atau diberitakan media mainstream melalui platform konvensional- disebut-sebut ada 2 (dua) menteri lagi yang akan diReshuffle dalam waktu dekat, yakni MenKop dan MenKomdigi.

Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi (BAS) dan Menteri Komunikasi Digital (Menkomdigi) Meutya Viada Hafid (MVH) kini santer terdengar kabar akan diReshuffle atau dicopot dari kedudukannya saat ini. Nama pertama, BAS, bahkan sering namanya disebut-sebut oleh Netizen dengan nama “Judi Arie”, karena ditengarai sangat dekat dan tidak bisa dilepaskan dari kasus besar “Budi Online” yang sempat heboh saat awal MVH menduduki Kantor dimana BAS tersebut menjabat sebelumnya.

Meski saat terakhir kasus Judi Online yang ditangani oleh Polda Metrojaya sudah mencokok lebih dari 10 (sepuluh) anak buah BAS, bahkan termasuk salah seorang Staf yang direkomendasikannya (meski sebenarnya staf tersebut tidak memenuhi syarat, namun katabelece BAS mengubah nasibnya) dan total yang sudah dicokok dalam kasus Judi Online tersebut kini mencapai sekitar 20 (dua puluh) orang yang menyandang status tersangka, namun BAS tampaknya masih “aman terkendali”.

Terus terang hal tersebut memang membuat banyak pihak mempertanyakan bagaimana keseriusan aparat menyidik kasus tersebut, karena indikasi keterlibatan BAS sebenarnya sudah di depan mata. Namun bak peribahasa lama, terkadang penyidik seperti bisa melihat “kuman di seberang lautan (tampak), namun BAS di pelupuk mata (tidak tampak), terwelu. Sebelumnya memang sempat santer terdengar akan ada perubahan / kenaikan statusnya, namun rupanya masih ada “tarik-menarik” (?) dari pihak yang biasa cawe-cawe selama ini, karena tidak bisa dipungkiri BAS memiliki hubungan cukup dekat dengannya dan bahkan sempat mereka bertemu empat mata di sebuah kota di Jawa Tengah.

Lebih detail lagi indikasi kuat BAS sudah mengetahui 5 (lima) bandar besar Judi Online sebenarnya secara lugu (atau bodoh?) dikatakannya saat menjadi Narasumber di salahsatu PodCast tahun lalu, namun meski ia mengaku tahu tetapi tidak mau menindaknya dengan alasan “bukan Tupoksinya” (?). Hal ini sungguh sebuah sikap yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat negara, bahkan banyak yang menyebutnya “pengecut” mau lari dari tanggung jawabnya selaku Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika) saat itu.

Sekalilagi ke-5 (lima) nama Bandar besar Judi Online yang diketahui oleh BAS namun (sengaja?) tidak disebutkannya tersebut sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Hal ini terkait dengan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara pada 2019, yang meloloskan beberapa perusahaan sebagai pengelola permainan taruhan, Nama-nama perusahaan yang mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) adalah:  PT GGS (Gateway Guna Selaras), PT PAU (Patron Aptika Utama), PT VCG (Value Cipta Gemilang), PT PDE (Proteksi Dunia Emas) dan PT PSJ (Protokol Sasana Janawi).

Selain kasus Judi Online, BAS ini juga tidak bisa dilepaskan dari keGaTotnya (Gagal Total)-nya menjaga data-data Indonesia dalam kasus Kebobolan PDNs (Pusat Data Nasional sementara) tahun lalu yang sangat mempermalukan citra Indonesia di mata dunia akibat bisa dikerjain Hacker. Belum lagi jika diingat janji (palsu)-nya soal Identitas Akun Kaskus “Fufufafa” yang meski sudah terbukti ilmiah 99,9% berani dikatakannya “bukan Gibran”, tanpa bisa sedikitpun menyampaikan alasan ilmiahnya selain sekedar OmDo saja. Dengan kasus-kasus ini, memang sebenarnya sudah sangat layak jika BAS ini diReshuffle oleh Presiden Prabowo, bahkan seharusnya sudah semenjak lama kalau dia tidak memiliki hubungan khusus dengan “tangan setan” yang sering cawe-cawe di Indonesia.

Sedikit berbeda dengan BAS yang sangat terbebani banyak kasus diatas, sosok MVH sebenarnya sempat memberi harapan untuk perkembangan dunia TI (Teknologi Informasi) di Indonesia, apalagi sosok MVH sebelumnya adalah Ketua Komisi 1 DPR-RI yang menjadi mitra Komdigi atau Kominfo sebelumnya. Namun ternyata seminggu terakhir rupanya sangat banyak berita yang meski tidak secara langsung mengkaitkan MVH langsung, namun suami keduanya, yakni Noer Fajriensyah (NF) banyak disebut terkait dengan kasus korupsi impor gula yang merugikan negara hingga Rp. 578 (lima ratus tujuh puluh delapan) Milyar. Posisinya sebagai mantan Direktur PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tahun 2015-2017 itulah yang saat ini dikaitkan dengan kasus yang menghebohkan Indonesia karena kasus yang dituduhkan kepada Mantan MenDag Tom Lembong tersebut dinilai terlalu dipaksakan dan banyak kejanggalannya.

Sayangnya justru karena menduduki posisi selaku Menkomdigi yang tupoksinya bisa “mengendalikan” dunia medsos tersebut, sempat ada tuduhan dari koordinator FSPI Zulhelmi Tanjung yang menduga ada upaya dari Menkomdigi MVH -yang merupakan istri NF- melakukan upaya “takedown” atau penghilangan berita-berita yang menyebut-nyebut keterlibatan suaminya tersebut. Tentu tuduhan sikap tidak terpuji soal “takedown” ini harus dibuktikan dulu kebenarannya, namun bila hal tersebut benar-benar terjadi maka sangat disayangkan dan bisa disebut melanggar prinsip kebebasan pers yang dijamin oleh Pasal 28F UUD 1945 serta Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Kesimpulannya, disebut-sebutnya dua nama menteri yang konon akan diReshuffle -yakni BAS dan MVH- memang mengejutkan, meski berbeda kasusnya. Kalau nama BAS sebenarnya sudah tidak terlalu mengejutkan dan bahkan seharusnya dilakukan sejak dahulu, namun untuk MVH memang boleh disebut agak mengejutkan, meski sebenarnya sudah ada juga beberapa komentar netizen yang coba membedah kasus-kasus lain yang dikaitkan kepadanya, misalnya soal BTS-5G Kominfo, Monopoli Webinar, dsb. Ironis memang, TI seharusnya bisa mempercepat #IndonesiaEmas2045 namun kalau malah banyak kasus seperti diatas, jadinya kembali #IndonesiaGelap.

)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen – Jakarta, Kamis 13 Maret 2025

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Don't Miss

Berdasarkan CELIOS, 5 Menteri Ini Terancam Reshuffle

Pemuja.com – Setelah 100 hari masa kerja Presiden Prabowo Subianto, sinyal reshuffle kabinet menteri atau kabinet merah putih, telah menarik perhatian publik dan...

Kelalaian Sekolah SMA Mengisi PDSS: Ratusan Siswa Kecewa

Pemuja.com – Baru-baru ini, terjadi polemik di berbagai sekolah SMA Negeri. Contohnya, SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat, terkait kelalaian dalam mendaftar Pangkalan Data...

Related Articles

Baca Artikel? Di Pemuja.Com Aja!!

PEMUJA.COM Tempat mu membaca artikel ter hangat dan menarik

Tips Menjaga Kesehatan Saat Bulan Puasa

Pemuja.com – Puasa di bulan Ramadan tidak hanya menjadi ibadah spiritual, tetapi...

Tol Jakarta-Cikampek Siap Menghadapi Arus Mudik Lebaran 2025

Pemuja.com – Tol Jakarta-Cikampek Selatan (Japek II Selatan) dipastikan akan beroperasi secara...

PDIP Bentuk Tim Hukum Khusus untuk Bela Hasto Kristiyanto

Pemuja.com – Dalam langkah yang menjadi sorotan publik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan...