Pemuja.com – Pada tanggal 17 Februari 2025, mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap”.
Aksi ini diorganisir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan didukung oleh berbagai koalisi masyarakat sipil seperti Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Aksi ini dilatarbelakangi oleh berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat dan merugikan masyarakat.
Demonstrasi ini menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat yang merasa suaranya tidak didengar oleh pemerintah.

Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang berani menyuarakan keresahan dan ketakutan masyarakat terhadap arah kebijakan pemerintah saat ini.
Isi Tuntutan Mahasiswa Dalam Demo “Indonesia Gelap”
Para demonstran menyampaikan sejumlah tuntutan yang mencerminkan aspirasi rakyat dan mahasiswa. Berikut adalah beberapa tuntutan utama:
- Pendidikan Gratis yang Ilmiah dan Demokratis
Mahasiswa mendesak pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. - Pencabutan Proyek Strategis Nasional yang Bermasalah
Demonstran menuntut agar pemerintah menghentikan proyek-proyek yang dianggap merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar. - Penolakan Revisi Undang-Undang Minerba
Perubahan UU Minerba dianggap dapat merugikan sumber daya alam dan kedaulatan bangsa. - Penghapusan Peran Ganda ABRI
Demonstran meminta agar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) tidak memiliki peran ganda dalam pemerintahan dan militer. - Pengesahan RUU Masyarakat Adat
RUU ini dianggap penting untuk melindungi hak-hak dan kearifan lokal masyarakat adat yang sering kali terpinggirkan. - Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran
Instruksi tersebut dinyatakan merugikan kepentingan masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan. - Evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis
Program tersebut belum tepat sasaran dan harus dioptimalkan supaya tidak menjadi alat politik penguasa. - Realisasi anggaran tunjangan kinerja dosen
demi meningkatkan kesejahteraan para akademisi. - Penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang perampasan aset
Undang – undang tersebut diperlukan untuk memperkuat pemberantasan korupsi. - Penolakan revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan
Revisi undang – undang TNI,Polri, dan kejakasaan mempunyai potensi menimbulkan impunitas aparat. - Efisiensi serta perombakan menteri Kabinet Merah Putih
Mahasiswa menuntu agar jajaran kementrian di rombak kembali, khususnya yang tidak bertanggung jawab dan bermasalah. - Penolakan revisi Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Revisi ini di khawatirkan akan menimbulkan dominasi kewenangan anggota dan lembaga dewan. - Reformasi menyeluruh terhadap Kepolisian Republik Indonesia
Reformasi tersbut diperlukan untuk menghilangkan budaya represif.

Jalannya Demonstrasi
Demonstrasi berlangsung serentak di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.
Di Jakarta, aksi berlangsung di sekitar area Patung Kuda, Jakarta Pusat, dan diwarnai dengan kericuhan serta pembakaran ban.
Mahasiswa membawa berbagai spanduk dan poster yang menyuarakan aspirasi mereka, serta melakukan orasi di depan gedung-gedung pemerintaha
Pemerintah merespons aksi demonstrasi ini dengan berbagai cara. Beberapa pejabat menyatakan akan mendengarkan aspirasi mahasiswa dan mencari solusi terbaik bagi rakyat.
Namun, terdapat juga tanggapan yang berlawanan dari beberapa pihak yang menganggap demonstrasi ini mengganggu ketertiban umum.
Demonstrasi atau aksi “Indonesia Gelap” mencerminkan semangat perjuangan mahasiswa yang tidak pernah padam dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.
Melalui aksi ini, diharapkan pemerintah lebih peka terhadap suara rakyat dan segera mengambil langkah konkret untuk mewujudkan kebijakan yang pro-rakyat.
Leave a comment